Ketika mendengar kata Bandung, semua orang sepakat menjawab
suasana dan nyamannya kota ini. Ya, begitupun ketika bertanya tentang Bandung pada
Generasi Z masa kini mereka akan menyebutkan Jalan Dago,
Braga, dan Asia Afrika sebagai tempat nongkrong paling asyik. Namun, lain
halnya ketika kita bertanya pada Generasi
Hindia Belanda, mereka akan dengan lantang menjawab “Jalan Kosambi” sebagai
tempat paling asyik.
Kisahnya dimulai pada tahun 1898, ketika itu Pemerintah Hindia Belanda
memindahkan pabrik Artillery Constructer Winkel
(sekarang PT Pindad) dari Surabaya ke Bandung. Bahkan
mereka juga memboyong seluruh pegawainya untuk tinggal di kota kembang tepatnya
di kawasan Kiaracondong. Oleh karena itu, perekonomian di kawasan Kiaracondong semakin
berkembang dengan adanya para pegawai Pindad. Akan tetapi, saat itu Pasar Kiaracondong belum dibangun, sehingga roda perekonomian
berputar di sekitar Kosambi, yang letaknya paling dekat dengan Kiaracondong.
Kawasan Jalan Kosambi inilah kemudian berkembang dan terkenal menjadi tempat kongkow dan nongkrong sebagian besar anak muda pada
zaman itu. Nah, mau
tau ngga? Apa aja tempat gaul anak muda Hindia Belanda di Jalan Kosambi
yang bangunanya masih eksis sampe sekarang? Cek
this out!
Gedung Plaza Jaya, hampir semua orang pasti mengira bahwa
gedung ini hanya tempat jual beli barang elektronik. Padahal, sebelum
beroperasi menjadi tempat jual beli barang elektronik, gedung ini dahulunya
merupakan gedung bioskop yang bernama Plaza Teater. Bioskopnya terletak di
lantai 2. Kalau kalian ingin membuktikannya, lihatlah di lantai 2 Gedung Plaza
Jaya sekarang, masih terpampang tulisan Plaza Teater, jadi penasaran untuk
melihatnyakan?
Selanjutanya bila kita jalan beberapa meter ke sebelah kiri dari Gedung Plaza Jaya, kita akan menemukan sebuah pasar. Yup, Pasar
Kosambi! Pasar Kosambi yang sekarang dikenal
sebagai tempat membeli
oleh-oleh khas Bandung dulunya merupakan Bioskop Bandung Teater. Bioskop milik Chan Prawez ini sering
menayangkan film-film Indonesia box office
yang terkenal pada zamanya, tapi sayangnya pada tahun 1990 di tutup karena
lesunya perfilman Indonesia.
Gedung Rumetang Siang yang letaknya besebelahan dengan Pasar Kosambi dulunya merupakan gedung bioskop juga. Awalnya gedung ini merupakan tempat pertujukan teater dan tarian balet
yang ditujukan untuk menghibur warga Belanda. Gedungnya bernama
Rivolli Theater, tetapi pada tahun
1990-an gedung ini beralih fungsi menjadi gedung bioskop yang menayangkan
film-film Kungfu China. Gedung
inipun berganti nama menjadi Bioskop Fadjar. Bioskop ini diperuntukkan bagi warga Tionghoa yang tinggal di Bandung. Namun belum satu dekade bioskop ini berjalani sudah ditutup kembali. Akhirnya, gedung ini dialihfungsikan sebagai tempat pertunjukan yang diberi nama Gedung Rumentang Siang yang kita kenal sampai saat ini.
Namun, tenang guys… di Jalan Kosambi kita
tidak hanya meratapi gedung-gedung bioskop yang kini dialihfungsikan, ya! Di sini kita juga bisa berwisata kuliner di toko-toko
legendaris bersejarah hingga tempat-tempat
baru yang bermunculan dan viral baru-baru ini.
Toko Roti Cari Rasa, beberapa orang mungkin belum pernah mendengarnya. Toko
roti ini merupakan salah satu tempat legendaris di Kosambi. Mengapa disebut
legendaris? Karena toko roti ini merupakan pelopor toko roti yang menjual roti bakar
di Kota Bandung, sebelum tukang roti bakar menjamur di Bandung. Apa yang membuatnya
legendaris? Pembelianya. Ya, bayangkan saja, untuk membeli roti bakar satu saja kita harus rela antre begitu panjang. Oleh
karena itu, selain menyiapkan uang, kita juga harus menyiapkan stamina dan
kesabaran tingkat dewa untuk membeli roti di tempat ini he...!
Salah satu spot foto yang ada di The Hall Way |
Menikmati The red tea menu di salah satu kios yang ada di The Hall Way |
Lapar, perut keroncongan, atau hanya ingin ngopi dan ngeteh sambil
ngegosip cantik? Kalian bisa datang langsung ke Pasar Kosambi. Di sana ada tempat nongkrong baru yang asik, namanya The Hall Way. Tempat
ini terbentuk berdasarkan inisiatif beberapa pemuda Bandung yang ingin membuka usaha kecil-kecilan tapi dengan modal yang minim. Selain tempat makan dan nongkrong, di sini
juga kalian bisa belanja sepatu, pakaian, pernak-pernik dan berbagai macam
barang-barang hits anak muda lainnya dengan
harga yang terjangkau. Bahkan, untuk
sekadar windows shopping pun bagi
kalian yang hang out dengan budget pas-pasan pun tak jadi masalah
he...!
Guys, tahu gak? Ada yang bersejarah juga di Kosambi ini. Mengapa bersejarah? Ya, karena berhubungan dengan Bapak Presiden Indonesia, nih! Siapa lagi kalau bukan Bapak Presiden Soekarno. Seorang pegawai toko ini berkata bahwa Presiden Soekarno selalu memesan peci khusus. Mengapa disebut khusus? Karena Presiden Soekarno selalu memesan peci yang bagian bawahnya harus lebih kecil ukurannya dibandingkan bagian atasnya. Selain itu, ada satu hal lagi yang khas di toko ini, yaitu para pekerjanya berwudu sebelum membuat sebuah peci dan ritual ini masih dilakukan hingga sekarang. Ya, toko itu adalah Toko Peci H. Iming yang sangat terkenal di Bandung.